Sejarah dan Informasi Stasiun Duri

stasiun duri

Sejarah dan Informasi Stasiun Duri

stasiun duri
stasiun duri

Sejarah dan informasi Stasiun Duri awalnya adalah sebuah halte yang dibuka pada 2 Januari 1899 oleh perusahaan kereta api Negara, Staatssporwegen (SS). Dibangun bersamaan dengan rencana pengoperasian jalur KA Jakarta-Angke-Rangkasbitung. Terdapat percabangan ke Tangerang sepanjang 23 km dengan lebar jalur 1067 mm.

Kemudian pada tahun yang sama, tepatnya tanggal 1 Oktober SS diresmikan jalur kereta api Duri-Rangkasbitung sepanjang 76 km. Selanjutnya diteruskan ke Serang dan Anyer tahun 1900. Dahulu, dari arah utara jalur 1 terdapat percabangan sepanjang 2,5 km ke Pabrik Gas PGN milik Nederlandsch Indische Gasmaatschappij (NIGM) untuk melayani angkutan gas.

Namun saat ini percabangan percabangan itu sudah tidak beroperasi. Pabrik ini dibangun pada tahun 1859 yang terletak di sisi utara Gang Ketapang yang kini menjadi Jalan K.H. Zainul Arifin. Lokasi bekas pabrik gas ini sekarang digunakan sebagai kantor pusat PT Perusahaan Gas Negara Tbk.[9] Bekas rel dan persimpangan dari jalur ini tidak lagi terlihat karena tertimbun aspal.

Stasiun Duri (DU) merupakan stasiun kereta api kelas I yang terletak di Jalan Duri Utara, tepatnya di perbatasan antara Duri Utara dengan Kali Anyar, Tambora, Jakarta Barat; terletak pada ketinggian +9 m; melayani rute KAI Bandara dan KRL Commuter Line.

Stasiun ini terletak di permukiman penduduk yang sangat padat. Di sekitar stasiun terdapat banyak sekali gubuk-gubuk liar dan pedagang-pedagang kaki lima yang menjajakan dagangannya. Namun sejak digusur pada bulan Mei 2013, stasiun ini telah bersih dari pedagang meskipun sempat memblokir jalur KRL yang mengakibatkan terganggunya jadwal KRL.[4]

Mulai 20 Desember 2018, KA Bandara Soekarno-Hatta sudah dapat melayani penumpang di Stasiun Duri.

Rute Kereta Api dan Harga Tiket Dari Stasiun Duri

Stasiun Duri berdekatan dengan beberapa stasiun lainnya seperti Stasiun Pondok Cabe, Stasiun Jakarta Kota, dan Stasiun Tanah Abang. Sebagian besar rute kereta api yang melalui stasiun ini menuju arah selatan Jakarta atau Jawa Tengah.

Kereta api Argo Parahyangan adalah salah satu kereta api ekspres penumpang yang melalui stasiun ini. Kereta api Argo Parahyangan terdiri dari 2 jalur, yakni jalur utama selatan menuju Bandung dan jalur alternatif menuju Gambir dan Bandung. Untuk perjalanan dengan Commuter Line Jabodetabek, penumpang bisa menggunakan Commuter Line seri 1A (Duri – Bekasi), Commuter Line seri 1B (Duri – Bogor)

Kereta yang berhenti di Stasiun Duri

Kereta yang berhenti di Stasiun Duri, Jakarta, Indonesia. Stasiun Duri adalah stasiun kereta api yang terletak di Jakarta, Indonesia.

Kereta api yang berhenti di Stasiun Duri adalah Kereta Api Banten Raya. Kereta api Banten Raya adalah kereta api yang menuju ke Kota Tangerang, Banten. Kereta api Banten Raya juga menuju ke Bandara Soekarno-Hatta.

Fasilitas stasiun Duri

Stasiun Duri adalah stasiun kereta api yang berada di Jakarta, Indonesia. Stasiun ini pertama kali dibuka pada tanggal 1 Maret 1867 dengan nama Stasiun Weltevreden. Pada tanggal 1 Juli 1884, nama stasiun ini berubah menjadi Stasiun Duri karena lokasinya yang berada di dekat Kampung Duri.

Stasiun Duri memiliki beberapa fasilitas yang menarik bagi para penumpangnya. Fasilitas-fasilitas tersebut antara lain adalah gedung penumpang yang luas, ruang tunggu yang nyaman, dan tempat parkir yang luas. Selain itu, stasiun ini juga dilengkapi dengan toilet dan kantin.

Kereta api ekonomi dengan kelas bisnis dan eksekutif menghentikan perjalanannya di Stasi

Alamat dan nomor telepon stasiun Duri

Jalan Duri Utara
Duri Utara, Tambora, Jakarta Barat, 11270

Kereta Apa Saja Yang Beroperasi di Stasiun Duri?

Kereta Apa Saja Yang Beroperasi di Stasiun Duri? – Stasiun Duri adalah stasiun kereta api pertama di Jakarta, yang dibuka pada tanggal 16 Maret 1883.

Pada awalnya, stasiun ini hanya beroperasi untuk Kereta Api Tegal-Jakarta, namun sekarang sudah beroperasi untuk beberapa lintasan, seperti KA Commuter Jabodetabek, KA Argo Parahyangan, dan KA Brantas. Di Stasiun Duri juga terdapat Museum Kereta Api, yang menyimpan berbagai macam koleksi kereta api.

Keunikan Stasiun Duri

Ketika mendengar nama Stasiun Duri, mungkin sebagian besar dari kita akan teringat akan sejarahnya yang cukup menarik. Stasiun Duri adalah stasiun kereta api pertama di Indonesia yang dibangun pada tahun 1869.

Pada awalnya, stasiun ini hanya berfungsi sebagai tempat perhentian kereta api saja, tetapi seiring dengan perkembangan zaman dan teknologi, Stasiun Duri telah berubah menjadi sebuah stasiun yang lengkap dengan fasilitas pendukungnya.

Stasiun Duri juga memiliki beberapa keunikan tersendiri yang tidak dimiliki oleh stasiun lainnya. Salah satu keunikan Stasiun Duri adalah letaknya yang berada di tengah-tengah kota Jakarta.

Informasi Penting Tentang Stasiun Duri

Bagi wisatawan yang akan bermalam di Jakarta, Stasiun Duri adalah stasiun kereta api yang wajib dikunjungi. Stasiun Duri merupakan stasiun kereta api tertua di Indonesia.

Kereta api pertama kali beroperasi di Stasiun Duri pada tanggal 16 Maret 1867. Pada saat itu, Stasiun Duri hanya beroperasi sebagai stasiun kereta api penumpang. Namun, pada tahun 1884, Stasiun Duri mulai beroperasi sebagai stasiun kereta api untuk barang.

Pada awalnya, nama Stasiun Duri adalah “Buitenzorg Station”. Nama tersebut diambil dari nama kota Buitenzorg (sekarang Bogor) yang merupakan tujuan awal dari kereta api pertama kali yang beroperasi di Stasiun Duri.

Pada tanggal 17 Agustus 1929, nama Stasiun Duri diubah menjadi “Batavia Zuid Station”. Nama tersebut diambil dari nama Batavia (sekarang Jakarta) yang merupakan tujuan akhir dari kereta api pertama kali yang beroperasi di Stasiun Duri.

Pada tanggal 1 Oktober 1930, nama Stasiun Duri secara resmi diubah menjadi “Stasiun Duri”. Pada saat itu juga, Stasiun Duri mulai beroperasi sebagai stasiun kereta api untuk penumpang dan barang. Selain itu, pada tanggal 1 Oktober 1930 juga, Stasiun Duri mulai menjadi stasiun kereta api utama di Jakarta.

Bagaimana letak dan bangunan stasiun duri?

Stasiun Duri adalah stasiun kereta api yang terletak di Jakarta, Indonesia. Stasiun ini berada di dekat jalan raya Jl. Jenderal Sudirman dan Jl. Gatot Subroto. Bangunan stasiun ini berbentuk seperti piramida dengan atapnya yang berwarna hijau.

Kereta api di stasiun duri

Kereta api telah menjadi sarana transportasi yang populer di Indonesia selama bertahun-tahun. Kini, ada lebih dari 3.000 kilometer jalur kereta api yang tersebar di seluruh negara, dengan lebih dari 700 stasiun.

Stasiun Duri adalah salah satu stasiun kereta api yang paling ramai dan sering digunakan oleh penduduk Jakarta. Letaknya yang berada di tengah-tengah kota membuat stasiun ini sangat mudah untuk diakses oleh masyarakat.

Bangunan stasiun sendiri terdiri dari beberapa lantai, dengan loket dan ruang tunggu di lantai ground. Stasiun ini juga dilengkapi dengan beberapa toko dan warung untuk keperluan penumpang.

Aktivitas di stasiun duri

Aktivitas di stasiun duri cukup ramai. Pada siang hari, terlihat banyak orang yang sedang menunggu kereta atau sedang berjalan menuju ke arah stasiun. Sementara itu, pada malam hari terlihat banyak orang yang sedang pulang dari kantor atau sekolah dan menuju ke stasiun untuk naik kereta.

Aktivitas di stasiun dapat dibagi menjadi dua, yaitu aktivitas penumpang dan aktivitas petugas. Aktivitas penumpang meliputi aktivitas seperti menunggu kereta, naik kereta, turun dari kereta, dan berjalan menuju tempat tujuan.

Sedangkan aktivitas petugas meliputi aktivitas seperti membersihkan stasiun, mengawasi penumpang, dan lain sebagainya.

Kesimpulan

Pada akhirnya, stasiun Duri berada di lokasi yang strategis dan memiliki akses ke sejumlah transportasi publik. Hal ini membuatnya sangat mudah dicapai dari berbagai tempat di Jakarta.

Meskipun demikian, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum mengunjungi stasiun ini, terutama ketersediaan tempat parkir yang terbatas. Stasiun Duri juga mengalami beberapa gangguan lalu lintas seiring dengan pembangunan Transjakarta Corridor 1 dan 2.

Oleh karena itu, disarankan untuk mencari informasi terkini sebelum melakukan perjalanan dari atau menuju stasiun Duri. Selain itu, ketika tiba di stasiun, gunakan peta untuk memeriksa lokasi dan arah yang benar.

Namun demikian, sebagian besar masalah telah diselesaikan dan dalam waktu dekat akan semakin baik. Semoga Sejarah dan informasi Stasiun Duri bisa menambah pengetahuan kalian.

Google Maps Stasiun Duri

Video Youtube Stasiun Duri

 

 

Stasiun Gambir – Stasiun Dengan Nilai Sejarah

stasiun gambir

Detail Informasi Stasiun Gambir

stasiun gambir
stasiun gambir

Stasiun Gambir (GMR) adalah stasiun kereta api kelas besar tipe A yang terletak di Kelurahan Gambir, Gambir, Jakarta Pusat, tepatnya di sebelah timur Monumen Nasional (Monas), serta terhubung dengan akses jalan menuju Monas.

Stasiun yang terletak pada ketinggian +16 meter ini termasuk ke dalam Daerah Operasi 1 Jakarta. Lokasi stasiun juga terletak di sebelah barat Gedung Kwartir Nasional Pramuka serta Gereja Immanuel Gambir.

Pada masa Hindia Belanda, nama stasiun ini adalah Stasiun Weltevreden, yang kemudian berganti nama menjadi Stasiun Batavia Koningsplein setelah dilakukan perbaikan pada dasawarsa 1930-an.

Pada dasawarsa 1950-an, nama stasiun ini kembali mengalami perubahan menjadi Stasiun Gambir dan kemudian dilakukan perbaikan besar-besaran menjadi stasiun jalur layang pada tahun 1988 hingga tahun 1992.

Stasiun Gambir adalah stasiun terminus bagi kereta api kelas eksekutif dan sebagian kecil kelas campuran (KA Argo Parahyangan dan Argo Cheribon) dari wilayah Jabodetabek menuju ke berbagai jurusan di Jawa.

Stasiun ini tidak melayani pemberhentian KRL Commuter Line sejak pertengahan tahun 2012,sedangkan untuk sebagian kereta api kelas campuran dan kelas ekonomi, serta sebagian perjalanan KRL Commuter Line dilayani di Stasiun Pasar Senen. Di Stasiun Gambir tersedia layanan bus DAMRI, salah satu rute yang dimilikinya yaitu menuju Bandara Soekarno-Hatta.

Sejarah Stasiun Gambir

Stasiun atas tanah (1884–1992)

Stasiun ini merupakan stasiun kereta api yang terletak di ruas pertama jalur kereta api Batavia–Buitenzorg yang diresmikan oleh Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij (NIS), yaitu ruas Batavia–Weltevreden.

Pada awalnya, stasiun ini diperkirakan merupakan stasiun kecil (halte) yang diresmikan pada 15 September 1871, bersamaan dengan pembukaan ruas pertama jalur tersebut. Halte ini dulu sangat kecil dan sederhana.

Perhentian ini kemudian digantikan dengan Stasiun Weltevreden yang lebih menetap, dibuka pada 4 Oktober 1884 di tempat Stasiun Gambir kini berada.Sampai tahun 1906, stasiun ini merupakan stasiun pemberangkatan untuk tujuan Bandung dan Surabaya.

Pada bangunan stasiun ini mempunyai atap yang bertumpu pada bantalan besi cor menurut rancangan Staatsspoorwegen (SS), demikian keterangan pada tahun 1881. NIS hingga saat itu tidak menempatkan atap-atap jenis tersebut, sementara SS telah menempatkannya di beberapa tempat.

Pada tahun 1928, setelah pengambilalihan SS pada tahun 1913, stasiun tersebut diperbesar dan pada satu tahun kemudian mengalami perubahan besar-besaran sehingga memiliki gaya bangunan Art Deco. Atap penutup diperpanjang pada tahun 1928 hingga ke sisi utara sepanjang 55 meter.

Pada 16 November 1937, stasiun tersebut diresmikan sebagai Stasiun Batavia Koningsplein dan nama stasiun pun kemudian diubah menjadi Stasiun Gambir per tahun 1950.

Stasiun ini tidak mengalami perubahan bentuk setelah kemerdekaan Indonesia hingga pada pertengahan dasawarsa 1980-an.

Jalur layang dan masa depan (1992-sekarang)

Pada Februari 1988, bersamaan dengan pembangunan jalur layang Jakarta Kota–Manggarai, stasiun lama yang berlanggam Art Deco peninggalan Hindia Belanda dibongkar dan diganti dengan bangunan baru yang masih ada hingga saat ini.

Pada 5 Juni 1992, Presiden Soeharto beserta ibu negara Siti Hartinah dan jajaran pemerintahan meresmikan Stasiun Gambir baru dengan menaiki KRL dari Stasiun Gambir menuju Stasiun Jakarta Kota. Terdapat 4 jalur di Stasiun Gambir saat sudah menjadi jalur layang, dan bangunan stasiun ini sepenuhnya modern dengan sentuhan panel berwarna hijau pupus yang sampai hari ini masih dipertahankan.

Warna cat tidak mengalami perubahan, hanya tiang peron saja yang mengalami pewarnaan ulang menjadi hijau lumut. Proyek ini telah menghabiskan dana sebesar Rp432,5 miliar rupiah dan belum sepenuhnya selesai pada saat diresmikan, hingga akhirnya bisa beroperasi penuh setahun kemudian.

Setelah pembangunan stasiun layang selesai, jalur kereta di bawah mulai dicabut dan kawasan yang pada awalnya merupakan emplasemen Stasiun Gambir lama sudah beralih menjadi halaman parkir mobil mulai tahun 1994.

Berdasarkan rencana induk yang dibuat oleh Kementerian Perhubungan Republik Indonesia, stasiun ini direncanakan untuk digunakan sebagai stasiun khusus pemberhentian KRL saja.

Rencana induk tersebut kembali muncul ketika Stasiun Manggarai direncanakan untuk digunakan sebagai stasiun pemberhentian akhir kereta api penumpang non-KRL, yang bertujuan untuk mengurangi kepadatan antrean kereta api penumpang di jalur layang yang terkadang mengganggu perjalanan KRL Commuter Line.

Sebagai akibat dari rencana tersebut, maka Kemenhub memutuskan untuk memisahkan jalur kereta api non-KRL dan KRL Commuter Line setelah pembangunan stasiun tersebut selesai.

Dengan selesainya pembangunan stasiun tersebut sebagai stasiun sentral, nantinya semua kereta penumpang jarak jauh/menengah yang memiliki stasiun ujung di Stasiun Gambir akan dipindahkan ke Stasiun Manggarai.

Mulai Februari 2022 sistem persinyalan elektrik lama produksi Siemens tipe SSI di sepanjang jalur layang tersebut sudah digantikan dengan yang terbaru produksi PT Len Industri.

Bangunan dan tata letak

Suasana Stasiun Gambir pada tahun 1986, sebelum dilakukan pembangunan ulang menjadi stasiun jalur layang. Stasiun Gambir memiliki empat jalur kereta api, dengan jalur 2 dan 3 merupakan sepur lurus.

Pasca Lebaran tahun 2012, stasiun ini tidak lagi dijadikan sebagai stasiun pemberhentian bagi KRL Commuter Line, tetapi dialihkan ke stasiun terdekatnya, yaitu Stasiun Gondangdia dan Stasiun Juanda.[4]

Stasiun ini terdiri dari tiga tingkat. Aula utama, loket, restoran, toko, serta mesin ATM terdapat pada tingkat pertama. Tingkat kedua adalah ruang tunggu dengan beberapa restoran cepat saji dan kafetaria, sedangkan peron dan jalur kereta berada pada tingkat ketiga.

Karena stasiun ini termasuk stasiun besar, maka pengumuman diberitahukan dengan menggunakan dua bahasa, yaitu bahasa Indonesia dan Inggris.

Saat Ignasius Jonan menjabat sebagai Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia, sempat direncanakan untuk membuat sebuah restoran dengan menggunakan unit kereta asli di area parkiran Stasiun Gambir. Calon rel pun sudah selesai dipasang, dan rencananya akan menggunakan unit bekas KRL Rheostatik angkatan tahun 1978 dari Stasiun Purwakarta sebagai restorannya.

Calon unit KRL Rheostatik yang akan dipakai ini sempat dipisahkan dengan tumpukan-tumpukan KRL afkir lainnya dan disimpan di dalam depo lokomotif Purwakarta, karena rencananya akan dibawa ke Stasiun Gambir. Namun rencana restoran ini tidak pernah terealisasikan, hanya relnya saja yang sempat dipasang.

Calon unit KRL Rheostatik yang sudah disimpan di dalam depo lokomotif Purwakarta pun juga tidak pernah dibawa kesini, dan berakhir dirucat seperti unit-unit KRL Rheostatik afkir lainnya. Bekas calon rel untuk restoran ini masih terlihat pada tahun 2018, hingga akhirnya dibongkar pada suatu waktu.

Ciri khas

Stasiun Gambir memiliki ciri khas berupa bel bersuara lagu instrumental “Kicir-Kicir” yang sering diputar pada setiap kedatangan KA penumpang jarak jauh dan menengah.

Layanan  Kereta Api ke Stasiun Gambir

Jalur Lintas Utara Jawa

Nama Kereta api Tujuan akhir Kelas Keterangan
Argo Bromo Anggrek Surabaya Pasarturi Eksekutif Layanan kelas Luxury
Gambir
Sembrani (reguler & tambahan) Surabaya Pasarturi Eksekutif Layanan kelas Luxury untuk KA reguler
Gambir
Argo Muria Semarang Tawang Eksekutif
Gambir
Argo Sindoro Semarang Tawang Eksekutif
Gambir
Argo Cheribon Tegal Cirebon
Eksekutif & Ekonomi New Image Jadwal terbatas
Gambir
Argo Cheribon Tambahan Cirebon Eksekutif Beroperasi terbatas
(rangkaian idle Sembrani Tambahan) Gambir
Argo Cheribon Cirebon Eksekutif & Bisnis Beroperasi terbatas
(rangkaian idle Ranggajati) Gambir

 

Jalur Lintas Tengah Jawa

Nama Kereta api Stasiun akhir Kelas Keterangan
Brawijaya Malang Eksekutif lewat Semarang, Solo
Gambir

Jalur Lintas Selatan Jawa

Nama Kereta api Tujuan akhir Kelas Keterangan
Argo Parahyangan (reguler & tambahan) Bandung Kiaracondong Eksekutif Jadwal terbatas
Gambir (rangkaian idle Argo Wilis, Turangga, Gajayana)
Argo Parahyangan (reguler & tambahan) Bandung Eksekutif & Ekonomi Premium Jadwal terbatas
Gambir
Pangandaran Banjar Eksekutif & Ekonomi Premium Dihentikan sementara
Gambir
Purwojaya Cilacap Eksekutif lewat Kroya, Gumilir
Gambir
Taksaka (reguler & tambahan) Yogyakarta Eksekutif Layanan kelas Luxury untuk KA reguler
Gambir
Argo Lawu (reguler & tambahan) Solo Balapan Eksekutif Layanan kelas Luxury untuk KA reguler
Gambir
Argo Dwipangga (reguler & tambahan) Solo Balapan Eksekutif Layanan kelas Luxury untuk KA reguler
Gambir
Bima Surabaya Gubeng Eksekutif
Gambir
Gajayana Malang Eksekutif Layanan kelas Luxury untuk KA reguler
Gambir

Transportasi Pendukung

Jenis angkutan umum Trayek Tujuan

BRT Transjakarta 2 Harmoni-Pulo Gadung 1 (di halte Gambir 1 dan Gambir 2)
2A Rawa Buaya-Pulo Gadung 1 (di halte Gambir 1 dan Gambir 2)
2D Kalideres-ASMI (di halte Gambir 1 dan Gambir 2)
5C Monas-PGC 1 (di halte Gambir 2)
7F Kampung Rambutan-Harmoni (di halte Gambir 1 dan Gambir 2)
Bus kota Transjakarta 6H Terminal Pasar Senen-Lebak Bulus (di halte Gambir 1)
1P Terminal Pasar Senen-Bundaran Senayan
2P Terminal Pasar Senen-Stasiun Gondangdia
2Q Balai Kota DKI Jakarta-Stasiun Gondangdia
Mikrotrans Transjakarta JAK 10B Stasiun Cikini-Stasiun Gondangdia (via Kramat Raya–Kwitang)
DAMRI Bandara Soekarno-Hatta Stasiun Gambir–Bandara Soekarno-Hatta
DAMRI (JR Connexion) Stasiun Gambir–Halte Kemang Pratama

Google Maps Stasiun Gambir

Video Youtube

Stasiun Gondangdia – Stasiun Layang Yang Layak Dicoba

stasiun gondangdia

Detail Informasi Stasiun Gondangdia

stasiun gondangdia
stasiun gondangdia

Stasiun Gondangdia (GDD) adalah stasiun kereta api kelas II yang terletak di Kebon Sirih, Menteng, Jakarta Pusat, DKI Jakarta. Meskipun diberi nama Gondangdia, stasiun ini sebenarnya tidak terletak di Kelurahan Gondangdia, tetapi terletak agak sedikit ke utara dari Kelurahan Gondangdia itu sendiri. Stasiun yang terletak pada ketinggian +17 meter ini hanya melayani rute KRL Commuter Line.

Stasiun Gondangdia yang aktif sekarang merupakan stasiun layang di jalur segmen Manggarai-Jakarta Kota. Pada tanggal 5 Juni 1992, Presiden Soeharto beserta Ibu Tien dan jajaran di pemerintahan meresmikan jalur layang tersebut dengan naik KRL dari Gambir menuju Stasiun Jakarta Kota.

Letaknya cukup strategis karena berada di dekat perkantoran. Di lantai bawah kompleks stasiun ini dahulu terdapat kios-kios yang ditempati oleh pedagang yang membayar sewa ke PT Kereta Api, tetapi saat ini ruang-ruang komersial tersebut sudah dibongkar.

Kantor pusat PT Kereta Api Logistik (Kalog) juga berada di stasiun ini. Area sekitar stasiun ini sedang dilakukan renovasi untuk mempererat integrasi antarmoda (dengan Transjakarta), menata kembali pedagang kaki lima sekitar stasiun dan mempermudah akses pejalan kaki.

Diperkirakan selesai pada 2021, penataan ini dilakukan di bawah payung PT Moda Integrasi Transportasi Jakarta, perusahaan patungan MRT Jakarta dan PT KAI.

Bangunan dan Letak Stasiun Gondangdia

Bangunan Stasiun Gondangdia ini modern dengan sentuhan panel berwarna kuning cerah yang sampai hari ini masih dipertahankan dan tidak pernah diubah catnya. Diketahui, proyek tersebut yang telah dimulai pada Februari 1988 menghabiskan dana sebesar Rp432,5 miliar rupiah dan pada saat diresmikan belum sepenuhnya selesai hingga akhirnya bisa beroperasi penuh setahun kemudian

Lokasi Stasiun

Lokasi Jalan Srikaya No. 1
Kebon Sirih, Menteng, Jakarta Pusat, 10340
Indonesia
Ketinggian +17 m
Pengelola KAI Commuter
Letak dari pangkal km 6+550 lintas Jakarta-Manggarai-Bogor/Nambo[1]
Jumlah peron Dua peron sisi yang tinggi
Jumlah jalur 2

Antarmoda pendukung

Jenis angkutan umum Trayek Rute

Bus kota Transjakarta 1H Stasiun Gondangdia-Stasiun Tanah Abang
2P Stasiun Gondangdia-Terminal Pasar Senen
2Q Stasiun Gondangdia-Balai Kota DKI Jakarta
6H Terminal Pasar Senen-Lebak Bulus
Mikrotrans 10A Stasiun Gondangdia-Stasiun Cikini (via Salemba Raya)
10B Stasiun Gondangdia-Stasiun Cikini (via Kramat Raya)

Google Maps

Video Stasiun Gondangdia

Klik disini untuk pemesanan tiket kereta api jarak jauh.

 

 

Stasiun Grogol – Stasiun Stasiun Strategis Dekat Mall dan Kampus

stasiun grogol

Detail Informasi Stasiun Grogol

stasiun grogol
stasiun grogol

Stasiun Grogol (GRG) merupakan sebuah stasiun kereta api kelas III/kecil yang terletak di Grogol, Grogol Petamburan, Jakarta Barat. Stasiun yang terletak pada ketinggian +4 meter ini termasuk ke dalam Daerah Operasi I Jakarta dan hanya melayani rute KRL Commuter Line.

Stasiun ini terletak tak jauh dari Universitas Trisakti dan Universitas Tarumanegara. Selain itu stasiun ini dekat Mall Citraland juga Taman Anggrek dan Stasiun ini juga terhubung langsung dengan Transjakarta Koridor 9 (Pinang Ranti-Grogol-Pluit) melalui Halte Latumeten Stasiun Grogol.

Pada tanggal 16 Juni 2015, stasiun ini diaktifkan kembali bersama dengan Stasiun Taman Kota dan Stasiun Tanah Tinggi, setelah sebelumnya direncanakan beroperasi pada tanggal 28 Mei 2015.

Sebelum kembali beroperasi, stasiun yang dahulunya hanya melayani KRD Tangerang ini sempat tidak aktif seiring pembangunan jalur ganda dari arah Duri menuju Tangerang. Hanya ada satu layanan kereta api yang berhenti di sini, yaitu KA Commuter Line Duri–Tangerang.

Lokasi Jalan Stasiun Grogol

Prof Dr. Latumeten
Grogol, Grogol Petamburan, Jakarta Barat, 11450
Indonesia
Ketinggian +4 m
Pengelola KAI Commuter
Letak dari pangkal km 1+700 lintas Duri-Tangerang
Jumlah peron 2 peron sisi yang sama-sama tinggi
Jumlah jalur 2:
jalur 1: sepur lurus jalur ganda arah Pesing-Tangerang/Bandara Soekarno Hatta
jalur 2: sepur lurus jalur ganda arah Duri

Antarmoda pendukung Stasiun Grogol

Jenis angkutan umum Trayek Tujuan Stasiun Grogol

BRT Transjakarta 9 Pinang Ranti–Pluit (di halte Latumeten Stasiun Grogol)
9A PGC 2-Pluit (di halte Latumeten Stasiun Grogol)
Bus kota Transjakarta 9F Rusun Tambora-Pluit
Mikrotrans JAK 4 Terminal Grogol-Jelambar Baru
Mikrolet[4] M25 Stasiun Tanah Abang-Stasiun Jakarta Kota
M41 Stasiun Pesing-Tambora
KWK[4] B01 Terminal Grogol–Terminal Muara Angke

Google Maps Stasiun Grogol

Video Youtube Stasiun Grogol

Klik disini untuk pemesanan tiket kereta api jarak jauh.

Stasiun Sudimara Stasiun Berkanopi Tinggi?

stasiun sudimara

Stasiun Sudimara adalah stasiun kereta api kelas II yang terletak di Jombang, Ciputat, Tangerang Selatan. Stasiun ini berada di Daerah Operasi I Jakarta dan terletak di petak antara Stasiun Jurangmangu dan Stasiun Rawabuntu.

Saat ini stasiun yang memiliki tiga jalur rel itu setiap harinya menjadi tempat perhentian kereta listrik Commuter Line rute Tanah Abang-Serpong-Maja dan kereta api lokal Patas Merak. Selain itu, kereta api ekonomi lain yang melintas langsung di Stasiun Sudimara adalah kereta api Rangkas Jaya (Tanah Abang-rangkasbitung), Kalimaya (Tanah Abang-Merak), Krakatau (Merak-Madiun), dan kereta api barang.

Stasiun Sudimara merupakan stasiun kereta api yang cukup terkenal karena merupakan tempat bermulanya Tragedi Bintaro yang merupakan kecelakaan kereta api terburuk dalam sejarah transportasi modern Indonesia. Saat itu stasiun ini melayani persilangan dan persusulan antarkereta api. Meskipun stasiun ini kini memiliki peron tinggi berkanopi, stasiun ini tetap mempertahankan bangunan aslinya.

Informasi Umum Stasiun Sudimara

stasiun sudimara
stasiun sudimara

LOKASI Jalan Jombang Raya
Jombang, Ciputat, Tangerang Selatan, Banten 15414
Indonesia
KETINGGIAN +40 m
PENGELOLA KAI Commuter
LETAK DARI PANGKAL km 24+244 lintas Angke-Tanah Abang-Rangkasbitung-Merak
JUMLAH PERON 1 peron sisi dan 1 peron pulau yang sama-sama tinggi
JUMLAH JALUR 3 (jalur 1 dan 2: sepur lurus):
jalur 1: sepur lurus jalur ganda arah Rangkasbitung-Merak
jalur 2: sepur lurus jalur ganda arah Jurangmangu-Tanah Abang

Bangunan dan tata letak

Awalnya stasiun ini memiliki tiga jalur kereta api dengan jalur 1 sebagai sepur lurus. Sejak pengoperasian jalur ganda Tanah Abang–Serpong per 4 Juli 2007, tata letak stasiun ini sedikit diubah dengan jalur 1 digunakan untuk sepur lurus arah hilir (Serpong), sedangkan jalur 2 digunakan untuk sepur lurus arah hulu (Tanah Abang) serta ditinggikan peronnya.

Bangunan lama stasiun ini yang merupakan peninggalan Staatsspoorwegen tetap dipertahankan. Stasiun ini sudah diperpanjang peronnya agar memuat rangkaian KRL yang terdiri dari sepuluh kereta.

Saat ini Stasiun Sudimara sudah memiliki underpass, bersama dengan Stasiun Pondok Ranji, sehingga penumpang tidak perlu lagi menyeberang rel dan tidak tertinggal KRL. Setelah memasuki e-gate, penumpang dapat langsung menyeberang melalui underpass.

Antarmoda pendukung Stasiun Sudimara

JENIS ANGKUTAN NOMOR RUTE TUJUAN Stasiun Sudimara

Angkot C02 Stasiun Sudimara–CBD Ciledug
D06 Stasiun Sudimara–Terminal Pondok Cabe
D08 Terminal Pondok Cabe-Terminal BSD Sektor I (via Sawah Lama Raya)

Google Maps Stasiun Sudimara

Video Youtube Stasiun Sudimara

Klik disini untuk pemesanan tiket kereta api jarak jauh.